Rabu, 23 Mei 2012

Kosong - A story by Cantata Cact

0 Comments




Kosong - A story by Cantata Cact

untuk seorang, dengan mata yang menatap kosong di ujung jendela.

--

Sore itu hanya rintik hujan, detak malas jam dan pandangan kaku menyelimuti ruangan tak beratap itu. Tangan lentik yang kurus terkulai lemah di sisi kursi tua berdebu. Tanpa arah mata seorang gadis berparas menyedihkan itu berkelana, menelusuri celah-celah sisa langit di atas sana. Dalam pandangan kosong.

Dalam pandangan kosong.

Derit kursi lebih nampak seperti jeritan tikus yang terperangkap diantara kucing kucing kelaparan. Ia melangkahkan kaki kesana, duduk layaknya noni yang anggun. Meski pada aslinya, ia sungguh menyedihkan.

Menyedihkan dalam murka yang kosong.

Lagi ia menatap langit. Oh masih adakah sesuatu bernama langit?
Langit telah hilang. Langit telah kabur seiring perasaan terlindung mulai menguap hilang dari hatinya. Biru, begitu cerah dan beku. Langitnya, payungnya.

Payung kehidupannya yang kosong.

Ia masih menatap kosong. Menuju tempat yang seharusnya bernama 'langit', payung hidupnya. Tak ada apapun disana, hanya kebekuan yang tersisa.

So, I've Always Looked at the Sky Since Then, While I Think of You Far Away

Jauh..

Langit benar-benar jauh, tak tercapai, tak terjangkau, tak pernah tergenggam. Rintik hujan terus mengalir, menderas, melukiskan hati si gadis yang luka dan penuh badai.

--dan mungkin satu atau dua murka yang terselip.


-
fin

0 comment~:

Posting Komentar